Rabu, 09 September 2009

Membuka Bisnis Pakaian Dalam

oleh: Ahmad Gozali
Dikutip dari Republika, 9 Agustus 2009

Assalamualaikum wr wb,

Saya berencana membuka usaha penjualan pakaian dalam dengan anggaran sebagai berikut :
-modal awal Rp 15.000.000,-
-sewa tempat Rp 2.500.000,-
-pembelian peralatan (hanger, lemari, patung)Rp 1.000.000,-
-listrik bulanan Rp 115.000,-
-mengecat toko Rp 500.000,-
-operasional Rp 200.000,-
-pembelian barang (celana dalam, baju tidur, bra, dll)Rp 11.184.500,-
-Jumlah semuanya (modal) Rp 15.000.000,-

Saya mengambil keuntungan kotor 50%. Bagaimana hitungan persen dengan pegawai yang saya percaya karena saya tidak mau membayar bulanan, hanya saya membayar melalui persenan. Seberapa cepat modal bisa kembali lagi? Apa kiat nya agar setiap hari pembeli ada? Mohon Bapak cepat membalas, karena sudah mendekati lebaran. Terima kasih atas jawabannya.

Elsa

Jawaban:

Mbak Elsa,

Waalaikumsalam wr wb,

Sebelumnya saya ucapkan selamat atas rencana Anda untuk membuka usaha pakaian dalam. Mudah-mudahan usaha ini bisa sukses memberikan Anda keuntungan yang diinginkan, dan bisa bermanfaat bagi banyak orang. Memenuhi kebutuhan konsumen akan pakaian dalam dan membuka lapangan kerja bagi rekanan Anda. Ada beberapa hal yang bisa saya sarankan.

Pertama, dalam menghitung modal usaha, saya rasa harus dipisahkan dulu antara biaya awal dan biaya operasional. Biaya awal di sini adalah pembelian barang dagangan, pengecatan toko, dan pembelian peralatan yang totalnya sebesar Rp 12.684.500 ditambah dengan biaya operasional sebesar Rp 2,815 juta per bulan.

Apakah cukup menyediakan modal operasional hanya untuk satu bulan saja? Biasanya sih, sebuah usaha tidak akan langsung ramai dan memiliki keuntungan yang cukup untuk membayar semua operasional usahanya sehingga wajar sekali jika menyediakan juga modal operasional untuk beberapa bulan pertama, mungkin sekitar 3-6 bulan.

Kedua, kalau tidak ingin memberikan gaji yang tetap atau menggunakan metode bagi hasil saja, maka harus disepakati terlebih dahulu berapa bagi hasil di antara kedua belah pihak dan siapa yang menanggung biaya operasional. Apakah biaya ini ditanggung oleh Anda sebagai pemodal, ditanggung oleh pengelola usaha, atau ditanggung bersama sebagai pengurang keuntungan?

Dalam menghitung bagi hasil, tidak ada angka yang mutlak berapa untuk pemodal dan berapa untuk pengelola, ini semua diserahkan pada negosiasi Anda berdua. Kalau biaya operasional dibebankan pada pengelola, maka wajar saja jika pengelola mendapatkan bagian yang lebih besar.

Sebagai ilustrasi, kita hitung saja seperti ini. Anda mengambil keuntungan kotor sebesar 50% dari harga beli sehingga komponen harga jual adalah 2/3 untuk modal dan 1/3-nya adalah keuntungan, atau kita sederhanakan saja perhitungan keuntungannya adalah 30% dan modalnya 70 persen dari harga barang yang dijual.

Dan, misalkan Anda sepakat berbagi hasil 60% keuntungan untuk pengelola dan 40% untuk pemodal. Maka berapa pun omzet yang diterima dalam satu bulan, pengelola mendapatkan keuntungan 18% dari omzet (60% x 30%), dan Anda mendapatkan 82%, yaitu keuntungan bersih 12% plus 70% pengembalian modal dagangan. Dengan catatan, Anda yang bertangung jawab melakukan pembelian kembali barang dagangan.

Seberapa cepat modal bisa kembali sangat tergantung pada berapa asumsi penjualan per hari yang Anda tetapkan. Saya sama sekali tidak bisa menilai hal itu karena saya sama sekali tidak tahu bagaimana kondisi pasar dan peluang usaha di tempat Anda.

Agar setiap hari ada pembelinya, maka Anda harus melakukan analisis, siapa target konsumen Anda, disesuaikan dengan lokasi dan barang yang dijual. Kalau target konsumennya adalah menengah ke bawah, maka berjualan di pasar tradisional itu cocok sekali, dan barang yang dijual juga yang harganya bisa terjangkau.

Tetapkan juga nilai tambah yang bisa membuat Anda lebih baik dari pesaing. Apakah harga yang lebih murah, kualitas barang yang lebih baik atau barang yang lebih baru, atau mungkin dari segi pelayanan yang bersifat personal.

Selain event Ramadhan dan lebaran, penjualan pakaian dalam sepertinya tidak ada musimnya seperti pakaian seragam sekolah atau pakaian pada umumnya. Sehingga bisa dibilang trennya tidak akan jauh berbeda sepanjang tahun. Selamat berbisnis...

Salam,
Ahmad Gozali
Perencana Keuangan
FINANCIAL PLAN © 2008. Design by :vio Templates Sponsored by: gold bola